Menonton film-filmnya Nolan, hanya ada dua kemungkinan. Pertama, benci beberapa kali mendengar celotehan di belakang, "Ah, gini doang? Datar!" Atau kedua, kita hanya dapat terdiam, entah takjub, terpesona dengan kegemilangan Nolan, atau bener-bener gak ngerti abis nonton apaan. Tetapi, setelah Inception, Interstellar, saya lagi-lagi harus menjura kepada bapak jenius itu karena sukses melahirkan eksperimen selanjutnya.

Tidak ada tokoh utama. Tidak ada pahlawan. Semua hanya sedang bertahan hidup. Dan ternyata, untuk sekadar bertahan saja, sangat sulit bagi manusia mana pun. Meskipun sudah berlari, melompat, berguling, mengerahkan kekuatan ekstra berkat bertahun-tahun ditempa di medan latihan, bagaimanapun peluru tak mengenal training hours. Yang kita butuh cuma sedikit keberuntungan.

Bersama seorang serdadu lain, tokoh yang sering disorot dalam film ini (saya tidak tahu namanya sebelum saya berusaha mencari di IMDB, dan saya tidak dapat mengatakannya sebagai aktor utama karena percayalah, tidak ada yang benar-benar tersorot sebagai pahlawan di sini) berhasil menghindari tajam peluru, menyusup ke atas perahu atau kapal pengevakuasi dengan cara menggotong prajurit cedera supaya dapat mudah naik tidak peduli dia tentara Inggris atau Prancis.

Dia dan ratusan ribu serdadu lain berusaha bertahan di dermaga Dunkirk dari musuh yang tidak nampak, dari darat, laut dan udara. Ini yang saya salut dengan film ini. Lebih mencekam mana, musuh yang terkesan kuat, seram di mata kita, jelas-jelas nampak sulit dikalahkan, ataukah musuh yang kita tidak tahu di mana mereka berada, akan tetapi peluru demi peluru tiba, semakin mendekat, seakan mereka tinggal beberapa hasta dari tempat kita berlindung?

Saya lebih takut dengan musuh yang tidak nampak. Dan Nolan, saya pikir, cukup berhasil membuat saya percaya akan kehadiran musuh tersebut. Dengan scoring mencekam khasnya, situasi lokasi dan suasana hati pemain yang kelam, dan tempo yang seolah tak berujung, menggiring benak saya dari adegan yang mungkin bagi segelintir orang membosankan, namun saya menikmatinya sebab bagai turut tenggelam dalam layar lebar. Ya, ini patokan film bagus menurut saya; yang sukses membuat saya tenggelam, bagaimanapun deras-lambat alur ceritanya.

Dunkirk bukan film terbaik Nolan. Dunkirk adalah eksperimen terbaik yang pernah diwujudkan olehnya. Detail, ya mungkin inilah kata kunci untuk Dunkirk. Saya disuguhi detail adegan, detail suasana yang mungkin ibarat Nolan sedang melukis, dia sedang mencoba aliran realisme campur romantisme namun terkadang impresionis, membuat saya memercayai apa yang terjadi, serta membuka kepenasaran saya untuk mengorek sejarah Inggris lebih detail lagi, apakah ini memang sungguh-sungguh terjadi? Atau Nolan pantas mendapat penghargaan kategori pendusta terbaik?[]