"Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia." (Ali bin Abi Thalib)

Meninggalkan usia 20an dan mulai menjalani 30an, saya menemukan fakta pahit bahwa: jika kita terlalu berharap pada manusia, sudah pasti yang akan kita temui adalah kecewa.

Everything has a price. Tidak ada makan siang gratis. Semua orang punya kepentingan sendiri-sendiri.

Kasarnya: semua manusia itu terlahir egois.

Kalaupun kita terpaksa dan tiada pilihan lain sehingga kita pun akhirnya membutuhkan peran orang lain, kita harus menukarnya dengan sesuatu: uang, upah, gaji, fee, hadiah, giveaway, warisan, produk yang bagus, jasa yang melampaui ekspektasi, relasi, exposure, dan hal-hal lain yang akan membuat mereka tergerak mewujudkan harapan kita.

Sadarilah bahwa setiap orang itu egois, setiap orang itu ingin mencari keuntungan sebanyak-banyaknya dalam perkara apa pun, demi keuntungan mereka.

Kadang saya pikir bahwa robot, algoritma, machine learning, AI, justru lebih bisa kita harapkan dan kita andalkan ketimbang manusia.

Karena mereka bertindak seperti malaikat yang jika disuruh melakukan A ya mereka lakukan A, tidak berputar-putar dan tidak menunda-nunda dulu dan minta agar melakukan B hingga Z dulu baru melakukan A namun pada akhirnya kabur jauh-jauh dan tak melakukan apa-apa.

Kalau dibandingkan dengan hewan, bahkan, anjing jauh lebih setia ketimbang manusia.

Ketika kita bertemu seseorang yang sepertinya bisa kita andalkan, bisa kita harapkan dalam perkara apa pun, coba cerna dan resapi kembali: kira-kira apa ya hal-hal yang orang tersebut bakal ambil benefitnya dari kita, apa dan seberapa banyak hal-hal yang bakal orang tersebut curi dari kita?

Tenang saja, saya tidak akan berharap kamu untuk like, comment, dan share postingan ini. Silakan baca, resapi, dan sebarkan manfaatnya ke orang lain di dunia nyata ya.

Ups, tuh kan, saya saja egois, masih aja minta-minta kamu untuk membaca, meresapi, dan menyebarkan manfaat dari tulisan ini.

Yah, susah emang jadi manusia: terlahir egois alias ingin menang sendiri, tapi pada praktiknya manusia saling membutuhkan peran orang lain.

Rumit ya? Emang.[]