Dulu di umur 20an hingga akhirnya terbentur dan tersadar di usia 25an, saya sedemikian percaya banget sama kredo "Jangan minta kemudahan, berdoa dan mintalah elu yang dikuatkan, karena gak ada yang mudah di dunia ini, so lu harus kuat dan minta kekuatan!"

Sampai saya capek sendiri, frustrasi menyikapi gejala-gejala yang terjadi dalam keseharian saya, "Kenapa gua harus ngadepin beginian dan begonoan sih? Jadinya berantakan, kan rencana selama ini, percuma gua udah kerja keras selama ini dong kalo ujungnya diuji dan diuji lagi sama Yang Di Atas."

Saya pun tersadar, ternyata, dunia bukan untuk ditaklukkan. Dunia hanya fase tempat manusia numpang lewat aja, dan ya sudah, tinggalkan kebaikan, lalu lupakan, dan berbuat kebaikan lagi sampai waktu kita habis. Selain itu, hanyalah ujian yang dibungkus secara rapi dengan pukauan.

Sekuat apa pun peningkatan kekuatan saya sebagai manusia tiap periodenya, gak akan mungkin bisa menaklukkan dunia, tanpa Kehendak-Nya, tanpa Kuasa-Nya.

La hauwla wa la quwwata illa billah. Tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.

Ya, saya baru paham arti dan makna dzikir barusan yang selalu diucapkan umat muslim bada salat fardu, mengejawantahkan bahwa manusia hanyalah makhluk yang tak berdaya, dan hanya dapat berusaha dan berdoa.[]