Pembelajaran dari Vrindavan
Google Photos melalui notifikasi "Your Memories" memberitahukan saya bahwa hari ini, 22 Desember 2023, genap tiga tahun lalu saya pernah bekerja di bawah bos orang India.
Dari orang India, saya banyak belajar tentang cara bekerja efektif hingga life survival skills sehingga Cepy yang sekarang mungkin rada beda dibanding Cepy yang Anda kenal sebelum ketemu bos India. Berikut poin-poin pembelajaran atau lessons learnt yang berhasil saya petik dan saya terapkan hal-hal baiknya hingga sekarang:
1. Kejarlah kesempatan, bahkan jemput kesempatan.
Kesempatan itu jangan ditunggu, gak bakal dateng-dateng, sebab yaa... saya gak sespesial itu, kalo gak ngapa-ngapain, orang gak ada yang tau! Apalagi kalo kesempatan itu datang sendiri, sikatlah, jangan bego jadi orang!
2. Belajar bekerja multitask dengan cepat.
Super sat set sat set, di bawah deadline roro jonggrang dan tekanan super pait, dengan instruksi, brief & resource sampah tapi ekspektasi hasil setinggi agency-agency multinasional.
3. Belajar untuk tidak lagi menunda-nunda pekerjaan.
Pengakuan: dahulu kala, saya pernah di fase procrastinator a.k.a. si raja tunda. Karena mending langsung kerjain bodo amat hasilnya gimana entar deh daripada dinanti-nanti lantas dimaki-maki beberapa centi saja di pucuk kuping saya (lengkap dengan sensasi aroma tubuhnya, tentu) dan psikologis saya dimanipulasi orang India sedemikian rupa (yang tau tau aja). Keterpaksaan di masa lalu menjadi kebiasaan di masa sekarang: do it now, get shit done.
4. Belajar memanipulasi orang lain (in positive way).
Misalnya negosiasi, pitching, brainstorm dalam forum/meeting, hingga bisa juga diterapkan dalam pergaulan maupun dalam kehidupan berkeluarga sehari-hari. Sebab percayalah, ras mereka adalah ras terkuat di bumi perihal manipulasi psikologis manusia (again, yang tau tau aja), so, mereka adalah mahaguru yang harus kita belajar darinya perihal manipulasi. Disclaimer: bijak-bijaklah dalam menggunakan skill ini buat hal-hal baik aja.
5. Secara teknis, tidak ada yang mustahil di dunia ini.
Terutama perihal pekerjaan. Pasti selalu ada jalan. Mostly orang India itu gigih gak mau nyerah, dan sudah pasti menularkan etosnya pada "budak-budaknya" salah satunya saya. Dan memang, setelah dipelajari dan didalami, masalah apa pun, pasti ada solusinya kalo kita mati-matian mencari akar masalah kemudian merancang solusinya secara logis, jangan pake perasaan, gak bakal kelar-kelar tuh masalah.
6. Belajar ngobrol & berargumen.
Saya terlahir introvert, dan tentunya berinteraksi dengan orang lain secara verbal bukanlah salah satu kekuatan saya. Tapi setelah ketemu mereka, saya jadi lumayan bisa ngobrol. Sebab percayalah, mereka itu karakternya verbal banget. Males komunikasi via text, email cuma dipake buat kirim attachment doang tanpa badan email. Apa-apa langsung panggil nama sambil teriak-teriak dari jauh. Atau langsung telepon orang bersangkutan via WA (iya biar gratis, sebab mereka kan pelit). Dan sisi positif mereka adalah mereka gak bakal baper kalo kita gas balik. So, kalo perlu perang argumen ya perang aja, kalo perlu maki-maki balik ya maki aja, sampe capek dua-duanya. Udahannya biasa lagi, kayak gak terjadi apa-apa sebelumnya. Kerja sama orang India haram jadi Yes Man. Bakal makin dieksploitasi lo pada, makin keenakan mereka.
7. Poin-poin selanjutnya, makin detail lagi, kalo dijadiin buku asik kali ya?
Komen di bawah dong yang setuju dibukuin! 🤣🤣
*speak aja dulu, eksekusi mah gimana nanti wkwkk*[]
0 Komentar
Rayakan spirit demokrasi, mari berdiskusi!