Membiasakan Salat Berjamaah: Find Your Why untuk Ubah Habit yang Lebih Long Lasting (KENAPACEP? Series – Note #1)
Ngomongin soal membiasakan salat berjamaah, ini jelas tantangan yang lebih besar dibanding salat sendiri di rumah. Salat sendirian? Gampang lah, kita semua pasti bisa. Tapi kalau soal rutin berjamaah, apalagi di masjid, ada banyak faktor yang bikin lebih menantang—mulai dari rasa malas, waktu yang kadang gak sinkron, sampai masalah social battery, terutama buat lo yang introvert.
Mengutip yang biasa dibilang sama Simon Sinek, di sinilah pentingnya kita memahami alasan yang lebih dalam, atau why, kenapa kebiasaan ini harus dibangun? KENAPACEP?
Yes, Simon Sinek selalu mengingatkan kita untuk memulai dari why dalam melakukan apa pun, termasuk dalam mengubah habit baru yang susahnya minta ampun. Dalam konteks salat berjamaah, menemukan why yang kuat akan bikin proses perubahan kebiasaan ini terasa lebih bermakna dan, yang paling penting, lebih berkelanjutan alias long lasting.
1. Mulai dari Niat yang Clear (Why Kita Harus Salat Berjamaah)
Pertama-tama, lo harus punya alasan yang kuat kenapa mau mulai rutin berjamaah, bukan sekadar karena merasa "harus." Temukan why yang lebih personal, misalnya lo ingin merasakan kebersamaan dengan jamaah lain dalam ibadah, lebih terkoneksi dengan lingkungan masjid, atau mencari keberkahan salat berjamaah yang pahalanya berlipat ganda.
Atau kayak gw yang karena "ditubruk cobaan penyakit" sehingga gw mulai merasa bahwa hidup ini memanglah betul-betul singkat dan betapa sangat merugi orang-orang yang menyia-nyiakan waktunya untuk hal-hal dan perbuatan tak berfaedah, sudah saatnya untuk mulai fokus tingkatkan frekuensi dan intensi ibadah. Ini penting banget, karena tanpa alasan yang clear & jelas, lo akan cepat kehilangan motivasi begitu tantangan muncul.
2. Langkah Kecil, Dampak Besar (Start Small, Build Trust)
Buat lo yang belum terbiasa seperti gw lantaran emang sedari kecil gak terbiasa dan gak dibiasakan, santai dulu, kisanak... kita gak perlu langsung lima waktu berjamaah di masjid kayak kyai-kyai dan santri-santri yang tidurnya sehari cuma 4 jam karena aktivitas ibadahnya padat banget seharian di pondok, pelan-pelan men! Satu per satu dulu dah!
Bisa mulai dulu dari biasain satu waktu salat, misalnya Magrib, atau Isya, ketika keseharian dalam rutinitas harian lo biasanya sudah berakhir. Coba konsisten untuk berjamaah Magrib di masjid selama satu bulan penuh. Fokusnya adalah terlebih dulu membangun kebiasaan yang bisa diandalkan dan memperkuat rasa percaya diri lo bahwa lo mampu. Sebab salat berjamaah bukan cuma soal frekuensinya, tapi soal bagaimana lo bisa merasa nyaman dan terbiasa melakukannya.
3. Tambahkan Secara Bertahap (Layer Your Successes)
Setelah satu waktu berhasil lo jalani dengan konsisten, tambahkan waktu kedua, misalnya Isya atau Subuh. Jangan buru-buru, karena setiap penambahan waktu berjamaah butuh proses adaptasi. Fokuslah untuk menambahkan satu waktu dengan stabil, dan biarkan kebiasaan itu tumbuh secara alami.
Ini adalah game tentang membangun momentum, bukan soal cepet-cepetan, apalagi perlombaan, halah, gak banget! Cukup kapitalis ajalah yang berlomba-lomba terus-terusan mengejar harta, tahta dan pengakuan tanpa ada kenyang-kenyangnya! Gini... mula-mula, lo gak harus kok terburu-buru mencapai lima waktu ke masjid semuanya, tapi pastikan setiap langkah yang lo ambil terasa kokoh dan bulat di hati lo.
4. Dukungan Itu Penting (Create an Environment for Success)
Gak ada yang bisa jalan sendirian, apalagi dalam hal membangun kebiasaan seperti ini. Lingkungan sekitar lo—baik itu keluarga, teman, atau lingkungan masjid—bisa jadi faktor penting sebagai support system yang bikin lo lebih semangat berjamaah. Kalau lo ada di posisi sebagai support system untuk orang lain, ingat bahwa dukungan kecil sekalipun bisa jadi dorongan besar yang luar biasa impact-nya.
Dan yang wajib di-highlight: Jangan pernah meremehkan usaha kecil yang orang lain lakukan, apalagi terkait perubahan dalam hidup yang berarti orang lain tersebut harus merombak total mindset-nya selama puluhan tahun ia hidup, dan me-replace-nya dengan yang baru, dan itu tidak mudah!
Kalau lo emang clueless dan gak tahu gimana cara mendukung orang yang lagi berusaha berubah, lebih baik diam daripada ngatain, apalagi mengkritik. Iye, mending lo diem dah daripada jatohin mental orang yang lagi berusaha berubah, sumpah! Ketahuilah, perubahan spiritual adalah perjalanan paling personal yang butuh dukungan positif baik dari internal maupun eksternal, bukan tekanan-tekanan yang tidak perlu.
5. Proses Itu Lebih Penting dari Hasil (Focus on the Journey, Not Just the Outcome)
Setelah menjalani berbagai proses, terkadang kita jadi terlalu fokus pada hasil akhir—salat berjamaah lima waktu tanpa absen—dan lupa bahwa proses menuju ke sana juga gak kalah penting. Selalu fokus pada setiap langkah kecil yang lo ambil, dan hargai usaha yang lo keluarkan.
Why lo salat berjamaah harus terus jadi pedoman utama, lantaran tanpa pemahaman yang mendalam, lo bisa kehilangan motivasi di tengah jalan. Keputusan untuk memulai kebiasaan salat berjamaah ke masjid adalah perjalanan mental dan spritual yang panjang dan gak ada garis finish-nya, sehingga lo harus menikmati naik-turun prosesnya, serta evaluasi seperlunya, perlahan namun pasti.
Catatan untuk Para Introvert yang Thinker Abis: Gak Semua Hal Perlu Jawaban Logis
Sebagai introvert, gw ngerti banget gimana rasanya pertanyaan kayak, ”Kenapa harus berjamaah bareng-bareng? Bukankah salat sendiri juga tetep sah? Lebih hemat waktu, tenaga, hemat energi sosial pula.”
Jujur dulu gw sendiri pernah ngerasa gitu. Tapi, sebagai spesies yang logis, kadang kita gak perlu terus-terusan cari jawaban logis untuk semua hal, kisanak. Ada banyak hal-hal di dunia ini yang surprisingly jawabannya gak perlu jawaban, dan mungkin baru lo temukan dan rasakan jawabannya setelah lo melakukannya. Jadi, coba aja dulu, pelan-pelan. Mulai dari satu waktu berjamaah, dan rasakan perbedaannya. Sering kali makna dan filosofi di balik suatu perbuatan dan kebiasaan baru akan lo temukan setelah lo jalanin sendiri.
*
Dengan memahami why lo melakukan salat berjamaah, gw harap setiap langkah dan keputusan kecil yang kita ambil akan terasa lebih bermakna dan mendatangkan keberkahan. Ini bukan cuma perkara rutin beribadah alias semata ritual, tapi juga perihal bagaimana kebiasaan yang baik itu bisa mengubah lo jadi pribadi yang juga lebih baik secara spiritual, baik itu di lingkup keluarga maupun pekerjaan, lebih terkoneksi dengan alam dan lingkungan (orang-orang sekarang biasa ngistilahinnya dengan grounding), dan tentunya, lebih dekat dengan Allah SWT. Wallahualam Bissawab.[]
Disclaimer: Tulisan ini murni berdasarkan pengalaman pribadi gw yang selama ini susah dan berat banget untuk berjamaah ke masjid. Gw gak bermaksud menggurui atau sok-sokan jadi ustaz di sini, gw cuma pengen berbagi perjalanan gw dalam membiasakan diri salat berjamaah. Semoga bisa ngasih insight dan best practice buat lo yang lagi berusaha juga! Aamiin YRA...
-
2 Komentar
Semangat 🍉🍉🍉
BalasHapusMungkin seperti halnya ibadah ke tanah suci, sholat berjamaah di masjid juga termasuk undangan dari Sang Pencipta
aamiin ya rabb.. betul, katanya hidayah pun tak semua orang dapet, bersyukurlah bagi yang diberkahi hidayah...
HapusRayakan spirit demokrasi, mari berdiskusi!